Lukisan Pangeran Dipenogoro Karya Basuki Abdullah |
A.Seni Lukis
Jika dilihat dari sisi
teknis, lukisan merupakan penggunaan pigmen atau wama dengan menggunakan bahan
pelarut yang dibubuhkan di atas permukaan bidang dasar, misalnya pada kanvas,
sebagai media untuk menghasilkan sensasi atau ilusi ruang, tekstur, gerakan,
untuk mengekspresikan berbagai makna atau nilai subjektif, baik yang bersifat
emosional, intelektual, simbolik, relegius, dan lain sebagainya.
Seorang pakar seni
lukis, Herbert Read mengatakan bahwa seni lukis merupakan penggunaan garis,
warna, tekstur, ruang dan bentuk, shape, pada suatu permukaan, yang bertujuan
untuk menciptakan berbagai gambar, dan gambar-gambar tersebut bisa merupakan hasil
ekspresi dari ide-ide, emosi, dan pengalaman-pengalaman, yang dibentuk
sedemikian rupa sehingga tercapainya harmoni. Adapun pengalaman yang dituangkan
dalam lukisan adalah pengalaman yang berisi keindahan atau pengalaman estetika.
Menurut seorang pakar
seni lukis lain yang bernama Edmund Burke Feldman, peng-ekspresian itu
menggunakan :
-Unsur-unsur visual,
yang terdiri atas garis, warna, bentuk, tekstur dan ruang atau gelap terang
-Organisasi dari
unsur-unsur tersebut, yang meliputi kesatuan, keseimbangan, irama dan
perbandingan ukuran.
Seorang kritikus seni
rupa bernama Dan Suwaryono mengemukakan bahwa seni lukis memiliki dua faktor.
Faktor Ideoplastis:
ide, pengalaman, pendapat, emosi, fantasi, dan lain-lain. Faktor ini lebih
bersifat rohaniah sebagai dasar penciptaan seni lukis.
Faktor Fisioplastis:
yang meliputi hal-hal yang menyangkut masalah teknis, termasuk organisasi
elemen-elemen visual seperti garis, ruang, warna tekstur, bentuk dengan
prinsip-prinsipnya. Faktor ini lebih bersifat fisik dalam arti seni lukisnya
itu sendiri.
Seni lukis merupakan
wujud ekspresi yang harus dipandang secara utuh. Keutuhan wujud itu, terdiri
atas ide dan organisasi elemen-elemen visual. Elemen-elemen visual tersebut
disusun sedemikian rupa oleh seniman lukisan dalam bidang dua dimensi.
Pengertian seni lukis
sebenarnya mencakup ruang lingkup yang lebih luas dari sebuah definisi, karena
seni lukis juga memiliki beragam istilah, misalnya lukisan dinding, lukisan
miniatur, lukisan puisi, lukisan jambangan, lukisan mozaik, lukisan potret,
lukisan manuskrip, lukisan enamel, lukisan kaca, lukisan teknologi yang dibuat
dengan menggunakan media elektronik, seperti komputer (vector art), dikerjakan
dengan komputer, dan hasilnya cukup realistis di bandingkan dengan lukisan
ekspresionisme.
Jenis lukisan yang ukurannya lebih kecil
dari lukisan dinding atau mural. Sejenis seni lukis yang lebih fleksibel,
karena para seniman pelukis dapat membawa ide dan gagasannya itu ke berbagai
lokasi untuk melakukan karya melukis di alam bebas, di samping itu, dapat pula
digunakan berkarya di studio seni lukis.
Berikut ini disajikan
beberapa hal-hal yang berkaitan dengan pengetahuan seni lukis.
2. Unsur Visual
a. Garis
Sebuah titik dalam
ukuran kecil sudah punya tenaga yang cukup untuk merangsang mata dan dapat
berperan sebagai sebuah awal. Jika titik tersebut digerakkan, maka dimensi
perpanjangnya akan jadi tampak lebih menonjol dan sosok yang ditimbulkannya
disebut dengan garis. Garis bisa berupa goresan yang dibuat di permukaan sebuah
bidang, akan tetapi garis dapat juga mewakili sebuah tongkat, tiang bendera,
kawat, pancaran sinar, sebilah tombak, ruang antara dua bangunan atau dinding,
jalanan, sungai, kontur pegunungan, bangunan, kontur pegunungan, batas dinding
dengan lantai, dan seterusnya.
Sebuah garis dapat
memberikan kita kesan gerak, ide, atau simbol. Pada karya seni lukis, sebuah
atau lebih garis dapat mengekspresikan suasana emosi tertentu, misalnya
perasaan bahagia, sedih, kacau, bingung, marah, teratur, dan lain sebagainya.
Secara fisik garis dapat kita buat tebal, tipis, kasar, halus, lurus,
memanjang, pendek, putus-putus, melengkung, berombak, patah-patah dan banyak
lagi. Unsur garis juga dapat membangun membangkitkan kesan tertentu, misalnya
garis horisontal kesannya tenang, tidak bergerak, dan lebar. Sementara garis
vertikal berkesan agung, stabil, dan tinggi, sedangkan garis diagonal berkesan
jatuh dan bergerak.
Garis merupakan salah
satu elemen yang penting dalam seni lukis. Pedoman seni yang penting
sebagaimana juga yang terdapat dalam hidup. Semakin nyata, tajam dan kuat
garisnya, maka makin sempurna hasil seninya.
Garis dapat diciptakan
melalui
(1) kontur, garis
paling luar dari benda yang dilukis,
(2) Batas pemisah
antara dua warna atau cahaya terang dan gelap,
(3) lekukkan pada bidang
melingkar atau memanjang lurus, dan
(4) batas antara dua
tekstur yang berlainan.
Dalam Kebudayaan Timur,
para seniman pelukis sangat terpesona oleh kekuatan garis, baik di India, Cina,
Jepang, maupun Indonesia. Untuk memahami kekuatan garis dalam seni lukis, bisa
kita lihat bahwa lukisan Cina klasik bersifat grafis yang memberikan kesan
lembut, puitis, penuh irama yang terkendali, juga menimbulkan efek perasaan
tenteram. Sebaliknya jika kita lihat karya-karya dari Vincent van Gogh, ia
banyak menggunakan garis pendek, patah-patah yang menimbulkan efek yang keras
tegar sehingga menimbulkan kesan ledakan dan pemberontakan.
Di dunia Barat,
bisa kita lihat karya-karya dari Pablo Picasso, Henry Matisse, Paul Klee, Roul
Dufi sebagian dari tokoh yang kuat dalam garis. Jika garis digoreskan dengan
jujur dan mengikuti kata batin, akan kita temukan identifikasi seseorang.
Dengan garis dapat lahir bentuk, tapi juga bisa mengesankan suatu tekstur, nada
dan nuansa, ruang dan volume, semua itu akan melahirkan suatu perwatakan.
Dari uraian di atas
kiranya dapat dimengerti, bahwa unsur garis dalam suatu lukisan dapat
dipergunakan sesuai dengan kebutuhan. Teknik penguasaan dan pengendalian garis
dalam seni lukis memang harus memerlukan latihan yang intensif dan berkelanjutan
sehingga bakat kita akan berkembang secara optimal.
b. Warna
Seperti yang pernah
kita pelajari dalam ilmu fisika, warna ditimbulkan oleh sinar matahari, sinar
matahari yang di arahkan ke sebuah kaca prisma akan terurai menjadi beberapa
sinar warna, yang disebut spektrum warna. Setiap spektrum mempunyai kekuatan
gelombang tertentu yang kemudian sampai pada mata kita, sehingga kita dapat
melihat warna tertentu.
Secara fisik, ada dua
jenis penerima cahaya, yakni sebagai pemantul dan sebagai penyerap cahaya.
Secara fisiologi, stimulasi cahaya memantulkan warna suatu objek sehingga dapat
merangsang mekanisme mata kita, kemudian rangsangan tersebut disalurkan melalui
syaraf optik ke otak, sehingga kita dapat mengenali warna-warna itu.
Telah dibuktikan secara
psikologis bahwa warna dapat mempengaruhi kegiatan fisik maupun mental orang
yang melihatnya. Reaksi manusia terhadap warna bersifat instingtif (kepekaan) dan
perseorangan, karenanya sensitivitas setiap manusia berbeda kepada warna-warna.
Pada berbagai aliran seni lukis dalam sejarah seni rupa telah dikenal
manifenstasi tata warna tertentu, misalnya skema warna Rembrant, skema warna
klasik, dan lain sebagainya.
Peran warna dalam seni lukis sangat esensial (populer), baik
pada masa pra modern, masa modem, maupun masa posmodern.
Pada umumnya para
seniman pelukis memanfaatkan warna untuk menyatakan gerak, jarak, ruang,
bentuk, tegangan, deskripsi rupa alam, naturalisme, ekspresi atau makna simbolik.
Untuk memahami lebih dalam tentang bagaimana peran warna dalam seni lukis,
berikut ini akan disajikan sifat warna, notasi warna, warna objek,
pigment, yang seluruhnya sangat menentukan kualitas penciptaan sebuah lukisan.
c. Sifat Warna
Dalam teori warna
dikenal ada tiga sifat, yaitu: hue, value, dan saturation.
- Hue merupakan tingkat kepekatan warna, misalnya merah, merah oranye, atau hijau, biru, biru keunguan dan seterusnya.
- Value merupakan fenomena kecemerlangan dan kesuraman warna. Nilai rendah menunjukkan warna yang cenderung suram atau kegelapan, sementara nilai tinggi menunjukkan kecenderungan warna yang terang dan cemerlang. Misalnya gejala demikian dapat kita lihat pada skala derajat warna abu-abu dari hitam ke putih.
- Saturation merupakan intensitas nada warna untuk menunjukkan warna-warna menyala, dan warna-warna yang suram. Semakin murni penggunaan warna semakin tinggi intensitasnya, sebaliknya semakin tidak murni penggunaan warna menyebabkan semakin rendah intensitasnya.
- Intensitas Warna (Intensity) atau Kualitas Warna; adalah merupakan tingkat kecerahan atau kemuraman warna. Warna yang cerah adalah warna yang mempunyai kecerahan sinar (spotlight) dan warna yang muram adalah warna yang kusam atau warna yang tidak berkesan memancarkan sinar.
- Kontras (Contras); warna kontras adalah warna yang saling bertentangan atau bertolak belakang tingkat gelap terangnya.
- Komplementer (Complement); warna komplementer adalah warna yang apabila dicampur antara dua warna akan menjadi gelap/kelabu/hitam kusam. Misalkan ; merah x hijau, biru x jingga, kuning x ungu
- Monokrom (Monocrome); warna monokrom adalah warna yang masih sejenis atau masih sekeluarga. Warna monokrom contohnya adalah keluarga warna merah, maka terdiri dari warna : merah hitam, merah coklat, merah gelap, merah jernih (primer), merah muda, merah jambu, merah jambu muda, dan seterusnya.
- Monoton (Monotone); warna monoton adalah warna yang memiliki gelap terang yang senada. Contoh warna monoton adalah warna-warna gelap seperti coklat, hijau tua, biru tua, dan merah tua. Warna-warna terang seperti warna cream, kelabu, kuning gading, pink, biru laut, dan hijau pupus.
- Analog (Warna berdekatan); warna analog adalah warna-warna yang tidak kontras dan komplementer, dan jika dicampur menjadi warna yang bagus/matang. Contoh analog warna adalah warna biru berdekatan dengan warna merah/ungu/merah keunguan atau biru berdekatan dengan kuning/hijkau/hijau kekuningan.
- Warna Hangat-Dingin (Colour Condition); warna hangat adalah warna yang mengandung warna merah/warna yang terang. Warna dingin adalah warna yang mengandung warna biru/putih atau redup.
Pada tahun 1940-an seni
lukis Affandi menggunakan warna-wama suram atau kusam secara dominan,tapi kemudian lukisannya berkembang kepenggunaan
warna-wama cerah.
.
Arti warna sebagai
simbolik yaitu :
Merah : berani, semangat, gairah, cinta.
Orange : kering, gersang, kebahagiaan,
kegembiraan, ranum.
Kuning : emas, kemuliaan, keagungan, kemewahan,
biasa, cemburu, iri, benci, ragu-ragu, layu, gugur.
Hijau : muda, pertumbuhan, perkembangan,
harapan, sejuk,makmur, kemenangan.
Biru : kesetiaan, kebenaran,
kesungguhan,dalam, misteri.
Ungu : kemewahan, kebesaran, duka cita.
Putih : suci, kosong, bersih, lahir, tak
berdosa, menyerahkan diri.
Hitam : kegelapan, misteri, kematian,
ketegasan, kewibawaan, kesungguhan, abadi.
d. Notasi Warna
Dalam pengertian seni
lukis, notasi warna merupakan sistem klasifikasi atau identifikasi warna
menurut sifat-sifatnya. Dalam konteks ini dikenal Sistem Munsell, Sistem Plochere, Sistem Ostwald, dan Sistem
Maxwell. Tatanan warna dalam the hues of the spectrum terdapat pada warna
pelangi di alam.
Sedangkan dalam
lingkaran warna, color circle, dapat dilihat warna primer, merah, biru, dan
kuning.
- Warna skunder, adalah hijau, ungu, oranye, dimana ketiganya merupakan hasil pencampuran warna primer.
- Warna komplementer letaknya bertolak belakang pada lingkaran warna, misalnya merah dengan hijau, biru dengan oranye, serta kuning dengan ungu. Terang dan gelap diungkapkan dengan warna putih dan hitam.
- Sedangkan warna abu-abu merupakan warna netral. Jika hue adalah nilai kecerahan dan kecemerlangan warna, maka chrom adalah sifat kualitas, intensitas, dan kejernihan warna.
Menurut Brewster, warna
secara umum dapat digolongkan menjadi tiga kelompok utama antara lain sebagai
berikut:
- Warna primer adalah warna dasar atau warna pokok yang terdiri dari warna merah, biru, dan kuning.
- Warna sekunder adalah warna hasil pencampuran seimbang dari warna primer satu dengan lainnya. Warna sekunder terdiri dari warna hijau, jingga, dan ungu
- Warna tersier adalah warna hasil pencampuran warna-warna skunder, atau pencampuran warna primer dengan warna sekunder. Contoh warna sekunder adalah warna ungu kemerahan, ungu kebiru-biruan, hijau kebiru-biruan, hijau kekuning-kuningan, jingga kekuning-kuningan, jingga kemerah-merahan.
e. Warna-Warna Antara
Setelah warna primer,
warna skunder, dan warna komplementer, dikenal pula warna-warna antara
(intermediate color), contoh warna-warna antara ini adalah merah oranye, merah
ungu, biru ungu, hijau biru, kuning hijau, dan oranye kuning. Dalam teori
warna, jumlah warna ada delapan puluh warna.
f. Warna Hangat dan
Warna Sejuk
Dari lingkaran warna
dapat pula ditentukan warna hangat- panas dan warna sejuk-dingin, Warna yang
memberi efek kehangatan misalnya warna merah, oranye dan kuning, sedangkan
warna hijau dan biru memberikan efek yang menyejukkan.
g. Warna Kromatik dan
Akromatik
Warna kromatik
(chromatic color), terdiri dan warna hitam, putih, dan abu-abu, selebihnya
termasuk warna akromatik (achromatic color), seperti merah, hijau, biru,
coklat, oranye dan seterusnya. Dalam seni lukis penggunaan warna tunggal sering
diartikan sebagai warna kromatik, sementara penggunaan warna meriah yang
menggunakan banyak warna, disebut polychromatic.
Pengertian ini dapat kita
terjemahkan dari pengalaman keseharian, pada saat kita mendekati warna api yang
merah, kita tentu merasa hangat, dan jika terlalu dekat kita bisa kepanasan.
Sementara jika
seseorang berada di daerah pegunungan yang hijau atau gunung yang kebiruan, ia
akan merasakan iklim yang sejuk. Asosiasi kita mengenai pengalaman nyata
seperti itu menyebabkan kita mengartikan sifat warna menjadi hangat-panas bagi
warna merah, oranye dan kuning, sedangkan efek menyejukkan atau dingin
diberikan oleh warna hijau dan biru memberikan.
h. Warna Objek dan
Warna Pigment
Warna objek merupakan
warna yang terkena sinar warna spektrum, yang mengenai mekanisme mata seorang
pengamat adalah warna spektrum tersebut yang memiliki panjang gelombang
tertentu dan dipantulkan oleh objek pengamatan. Jika objeknya merah, maka warna
spektrum merah dengan panjang gelombang merahlah yang diserap mata pengamat.
Ini berarti pantulan warna tersebut adalah pantulan warna merah, sedangkan
sisanya diserap oleh permukaan objek tersebut. Warna pigment yang berupa bubuk
halus yang disatukan dengan zat pengikat merupakan warna cat yang dikenal luas,
seperti cat air, cat poster, cat minyak, cat gouache, cat tempera, cat akrilik,
dan lain sebagainya.
3. Ruang
Ruang merupakan suatu luasan dari suatu bidang atau permukaan. Dalam Design Elementer disebutkan
bahwa ruang bisa dikatakan bentuk dua atau tiga dimensional, bidang atau
keluasan. Keluasan tersebut bersifat positif atau negatif yang dibatasi oleh
limit. Berbeda dengan pengertian garis, ruang memiliki 2 dimensi tambahan yaitu
lebar dan dalam.
Ruang mempunyai gerakan arah dan ciri umum seperti halnya: diagonal,
horizontal, lurus, bergelombang, melengkung dan lain-lainnya. Untuk memperjelas
hal tersebut, maka batasan utama yang paling sesuai untuk ruang adalah
keleluasaan dari satu bidang atau permukaan yang memiliki bentuk dua
dimensional.
4. Tekstur
Pada umumnya pelukis
memanfaatkan tekstur yang merupakan kualitas dari suatu permukaan, nilai kesan
raba atau berkaitan dengan indra peraba. Suatu struktur penggambaran permukaan
objek, seperti buah-buahan, batu, kain, kulit, rambut, barang elektronik, dan lain
sebagainya. Tekstur bisa kasar, halus, lunak, keras, berbutir, bisa juga kasar
atau licin, teratur, atau tidak beraturan, sesuai dengan kualitas yang akan
diekspresikan sang pelukis.
Tekstur bisa dibuat
dengan cat yang dicampur dengan bahan-bahan lain di atas kanvas, seperti
modeling paste, bubuk marmar, pasir, dan lain lain. Pada umumnya tekstur
digunakan tidak untuk semata-mata dari segi teknis, tetapi juga mengacu kepada
substansi lukisan, atau ekspresi lukisan. Jika nilai ekspresi merupakan unsur pokok
lukisan, maka pemanfaatan tekstur dapat menjadi pendukung nilai ekspresi itu
sendiri.
Para pelukis dapat
memanfaatkan unsur tekstur untuk variasi, fokus atau kesatuan. Kesemuanya itu
dapat terjadi dengan kesengajaan yang dilakukan oleh pelukis, maupun karena
sifat dari media itu sendiri yang dipakai ketika melukis. Dalam kaitannya
dengan para pelukis formalis, maka fungsi tekstur dapat berubah sebagai unsur
yang berdiri sendiri, artinya tidak ada berkaitan dengan tujuan eksternal
tertentu, bagi mereka penggarapan tekstur semata-mata untuk mencapai efek estetis
dalam kesatuan lukisan.
Jika seseorang
mengamati permukaan suatu lukisan dan mendapat kesan kasar, kemudian meraba
lukisan tersebut dan ternyata benar-benar kasar. Atau sebaliknya kesan pengamatan
memberi kesan halus, ketika diraba ternyata juga halus, maka jenis tekstur
seperti itu disebut tekstur nyata (actual texture), karena antara hasil
pengamatan dengan kenyataan memiliki kualitas yang sama.
Jika seseorang mendapat
kesan kasar pada pengamatan permukaan objek lukisan, sementara hasil
perabaannya sesungguhnya halus, atau kesan pengamatan halus dan kesan raba
kasar, maka jenis tekstur seperti ini disebut tekstur semu (simulated texture
atau synthetic texture), Karena antara hasil pengamatan dengan kenyataan
sesungguhnya tidak sama tapi berbeda atau tidak nyata. Biasanya tekstur seperti
ini dihasilkan dari efek permainan warna, pola, nada, dan garis.
5. Bentuk
Semua karya seni rupa
tentu memiliki bentuk, apakah bentuk tersebut realistik atau abstrak,
representasional atau non representasional, dirancang dengan cermat atau
dihasilkan dengan spontan. Apapun jenis dan aliran seni lukis, semuanya
merupakan pengorganisasian elemen rupa menjadi bentuk seni. Dalam teori seni,
pemakaian istilah bentuk merupakan terjemahan dari bahasa Inggris
"shape", sedangkan istilah wujud merupakan terjemahan dari
"form".
Bentuk biasanya
diartikan sebagai aspek visual, bagian-bagian yang tergabung menjadi satu yang
disebut rupa atau wujud. Wujud mengandung pengertian yang khas dalam konteks
seni rupa.
Bentuk dalam pengertian
seni lukis memiliki banyak segi, ada bentuk figuratif, bentuk semi figuratif
dan bentuk non figuratif. Bentuk figuratif bisa menghasilkan bentuk imitatif
yaitu berupaya meniru segala bentuk perwujudan benda-benda alam (keindahan alam
pegunungan, fauna, flora, pantai, daerah pertanian, potret, dalam setting
alamiahnya) atau bentuk-bentuk ciptaan manusia (seperti pabrik, istana, kota,
menara, pelabuhan, hotel, dan lain-lain) objek ini di lukis persis seperti
keadaan aslinya.
Karya-karya yang dihasilkan dengan sendirinya secara alami
cenderung menjadi naturalisme atau realisme. Jika kehadirannya dipicu oleh
kehidupan bawah sadar penciptaannya, maka bisa pula menciptakan karya-karya
surialisme seperti pada karya-karya Sudibio, Salvador Dali, atau Ivan Sagito.
Bentuk semi figuratif
antara lain bentuk distorsif, bentuk yang telah dirubah dari bentuk asal
menjadi bentuk yang lebih estetis sesuai dengan cita rasa penciptanya. Dengan
gaya perseorangan yang khas bisa dihasilkan dengan teknik pemanjangan,
pemendekan, peninggian, pemiringan, dan perubahan-perubahan lain dari objek
yang dilukis, semuanya ditujukan untuk maksud-maksud tertentu sebagai
pengungkapan pengalaman seni perseorangan.
Juga dikenal bentuk
geometris, teknik pelukisan yang menghadirkan bentuk-bentuk yang tertib,
teratur, dengan pengulangan objek atau motif tertentu sesuai dengan kebutuhan.
Bentuk dalam konteks ini bisa dihasilkan dari analisis bentuk alam menjadi
bentuk dasar dengan kebebasan yang bervariasi, seperti lukisan kubisme, optical
art dan sejenisnya.
Karya yang dihasilkan
bisa semi figuratif, dan bisa pula menjadi abstrak geometris, apabila bentuk
lukisan tidak lagi menggambarkan bentuk-bentuk yang bisa diamati dalam
kehidupan keseharian. Jika pelukisan menjadi bidang warna yang datar dalam
karya maka bentuk-bentuk yang dihasilkan menjadi neo plastisisme, seperti karya
Piet Mondrian, atau color field painting, seperti karya Ellswort Kelly.
Sebaliknya jika
pelukisannya disertai unsur emosi maka akan menjadi abstrak ekspresionisme
seperti karya Jackson Pollock. Atau jika bentuk itu tidak berupaya mencapai
efek tiga dimensional disebut bentuk dekoratif, seperti lukisan-lukisan
tradisional Bali, atau karya-karya Kartono Yudhokusumo, Mulyadi W. Batara Lubis
dan lain-lain.
Sumber belajar : https://www.slideshare.net/MuhammadAmarRahman/ seni-budaya-bab-2-berkarya-seni-rupa
: https://www.slideshare.net/ladieska/k11-s1-bs-senbud
: http://www.academia.edu/35447576/Unsur-unsur_Kreativitas
Sumber belajar : https://www.slideshare.net/MuhammadAmarRahman/ seni-budaya-bab-2-berkarya-seni-rupa
: https://www.slideshare.net/ladieska/k11-s1-bs-senbud
: http://www.academia.edu/35447576/Unsur-unsur_Kreativitas
Thanks for reading & sharing Kamarnya Pekick
0 komentar:
Post a Comment
Kita saling berbagi pengalaman