SENI DAN TEATER
Seni
tari yaitu gerak badan secara berirama yang dilakukan ditempat serta waktu
tertentu buat keperluan pergaulan, mengungkap perasaan, maksud, serta pikiran.
Bunyi-bunyian yang dimaksud musik pengiring tari mengatur gerakan penari serta
menguatkan maksud yang mau di sampaikan. Gerakan tari tidak sama dari gerakan
sehari-hari seperti lari, jalan, atau bersenam. Gerak didalam tari tidaklah
gerak yang realistis, tetapi gerak yang sudah di beri bentuk ekspresif serta estetis.
Suatu tarian sesungguhnya adalah kombinasi dari sebagian buah unsur, yakni
wiraga (raga), Wirama (irama), serta Wirasa (rasa). Ketiga unsur tersebut
melebur jadi bentuk tarian yang serasi. Unsur paling utama dalam tari yaitu
gerak. Gerak tari senantiasa melibatkan unsur anggota badan manusia.
Unsur-unsur anggota badan itu di dalam membuat gerak tari bisa berdiri dengan
sendiri, berhimpun maupun bersambungan.
SEJARAH SENI TARI
A. ZAMAN PRASEJARAH
Zaman prasejarah adalah zaman sebelum lahirnya kerajaan di Indonesia. Entuk dan wujud tariannya cenderung menirukan gerak alam lingkungannya yang bersifat imiatatif. Sebagai contoh menirukan binatang yang akan diburu, pemujaan dan penyembuhan penyakit
B. ZAMAN INDONESIA HINDU
Pada zaman Indonesia hindu, seni tari mulai digarap dan banyak dipengaruhi oleh kebudayaan dar India. Beberapa jenis tari pada zaman Indonesia hindu seperi tari-tarian adat dan keagamaan berhasil disempurnakan menjadi tarian klasik yang beratistik tinggi. Sebagai contoh wayang wong, wayang topeng.
C. ZAMAN INDONESIA ISLAM
Pada zaman Indonesia islam, seni mengalami keyaan penggarapannya kebanyakan di keraton yaitu kasutanan dan kesultanan. Kedua kerajaan tersebut mengembangkan identitasnya yang akhirnya menjadi 2 jenis tari yaitu kasunanan dan kasultanan.
D. ZAMAN PENJAJAHAN
Pada zaman penjajahan, tari-tarian mengalami kesuraman sebab berada dalam suasana peperangan dan penjajahan.
E. ZAMAN SETELAH MERDEKA SAMPAI SEKARANG
Setelah merdeka, peran tari mulai difungsikan untuk keagamaan ataupun sebagai hiburan dan muncul banyak kreasi-kreasi baru ataupun inovasi terhadap seni tari klasik.
Pengertian TariA. ZAMAN PRASEJARAH
Zaman prasejarah adalah zaman sebelum lahirnya kerajaan di Indonesia. Entuk dan wujud tariannya cenderung menirukan gerak alam lingkungannya yang bersifat imiatatif. Sebagai contoh menirukan binatang yang akan diburu, pemujaan dan penyembuhan penyakit
B. ZAMAN INDONESIA HINDU
Pada zaman Indonesia hindu, seni tari mulai digarap dan banyak dipengaruhi oleh kebudayaan dar India. Beberapa jenis tari pada zaman Indonesia hindu seperi tari-tarian adat dan keagamaan berhasil disempurnakan menjadi tarian klasik yang beratistik tinggi. Sebagai contoh wayang wong, wayang topeng.
C. ZAMAN INDONESIA ISLAM
Pada zaman Indonesia islam, seni mengalami keyaan penggarapannya kebanyakan di keraton yaitu kasutanan dan kesultanan. Kedua kerajaan tersebut mengembangkan identitasnya yang akhirnya menjadi 2 jenis tari yaitu kasunanan dan kasultanan.
D. ZAMAN PENJAJAHAN
Pada zaman penjajahan, tari-tarian mengalami kesuraman sebab berada dalam suasana peperangan dan penjajahan.
E. ZAMAN SETELAH MERDEKA SAMPAI SEKARANG
Setelah merdeka, peran tari mulai difungsikan untuk keagamaan ataupun sebagai hiburan dan muncul banyak kreasi-kreasi baru ataupun inovasi terhadap seni tari klasik.
1. Haukin menyatakan bahwa tari adalah ekspresi jiwa manusia yang diubah oleh imajinasi dan diberi bentuk melalui media gerak sehingga menjadi bentuk gerak yang simbolis dan sebagai ungkapan si pencipta
2. Soedarsono menyatakan bahwa tari merupakan ekspresi jiwa manusia yang diubah melalui gerak ritmis yang indah
3. Soeryodiningrat menyatakan bahwa tari merupakan gerak anggota tubuh yang selaras dengan bunyi musik atau gamelan diatur oleh irama sesuai dengan maksud tujuan tari
Tari merupakan salah satu cabang seni, dimana media ungkap yang digunakan adalah tubuh
4. Kamala Devi Chattopadhyaya Seorang kritikus dan seniman India, mendefinisikan tari sebagai gerakan-gerakan luar yang ritmis dan lama kelamaan tampak mengarah pada bentuk-bentuk tertentu.
5. Corry Hartong Menurut Corry Hartong, tari ialah gerakan yang berbentuk dari ritmis dari badan di dalam ruang.
Tari merupakan perpaduan antara wiraga,wirasa,dan wirama atau seni yang dihasilkan dari gerak mimic dan enak dipandang, umumnya tariannya diiringi dengan musik
B. Bentuk Penyajian Tari
1. Tari TunggalTari yang dimainkan oleh seorang orang penari
2. Tari Berpasangan
Tari yang dimainkan lebih dari satu orang dan harus ada unsur saling melengkapi
3. Tari Massal
Tari yang dimainkan oleh lebih dari satu orang tanpa ada unsur saling melengkapi
4. Drama Tari
C. Unsur unsur Seni Tari
Tari memiliki unsur dasar tersendiri yang meliputi tiga aspek, antara lain:
1. Wiraga, yaitu dasar keterampilan gerak dari bagian fisik/tubuh penari, di antaranya gerakan jari-jari tangan,pergelangan tangan, siku-siku tangan, bahu, leher, muka dan kepala, lutut, mulut, jari-jari kaki, dada, perut, pinggul, biji mata, alis dan pergelangan kaki.
2. Wirama, yaitu suatu pola pengaturan dinamika untuk mencapai gerakan yang harmonis seperti aksen dan tempo tarian. Wirama terbagi menjadi dua, yaitu wirama tandak dan wirama bebas.
3. Wirasa, yaitu tingkatan penjiwaan dan penghayatan dalam tarian yang diekspresikan melalui gerakan dan mimik wajah penari sehingga melahirkan keindahan, seperti halus, lembut, sedih, gembira, dan Iain-Iain.Agar gerakan dalam tarian terlihat lebih indah, maka diperlukan unsur-unsur pendukung terhadap tarian tersebut.
D. Unsur unsur pendukung seni
Unsur-unsur pendukung tariterdiri dari gerak, properti, iringan, tata busana/ kostum, dan tata pentas/panggung.
1. Gerak
Unsur pokok tari adalah gerak, gerak tari merupakan fungsional dari tubuh(gerak bagian kepala,kaki, tangan, dan badan). Fungsi gerak yang dihasilkan oleh tubuh manusia pada dasarnya dapat dibedakan menjadi gerak keseharian,olahraga, gerak bermain, bekerja, dan gerak sehari-hari.Pada khususnya, tari lebih menekankan kepada gerak untuk berkesenian, di mana gerak dalam tari merupakan gerak yang sudah ditata indah. Gerakan bersifat lembutdan mengalir, serta terputus-putus dan tegas merupakan pola gerak yang menjadi ciri pembeda antara gerakan tari putra dan tari putri.
Gerak dapat dibedakan menjadi: gerak maknawi, murni atau wantah, imitatif, dan imajinatif.
a. Gerak imitatif adalah gerakan tari yang dihasilkan dari eksplorasi gerak tiruan dari alam.
b. Gerak imajinatif adalah gerak yang dihasilkan rekayasa manusia.
c. Gerak maknawi adalah gerak tari yang mengandung arti atau maksud tertentu.
d. Gerak murni adalah gerak yang tidak mengandung arti, tetapi masih mempunyai unsur keindahan atau estetika.
2. Properti
Properti adalah semua peralatan yang digunakan untuk pementasan tari. Properti tari pada dasarnyadapat digunakan untuk memberikan keindahan bentuk harapan tari secara baik, agar kesan garapan tari akan lebih sempurna.Penggunaan properti tari harus mempertimbangkan jenis, fungsi, dan asas pakai properti secara baik dan benar. Hal ini dikarenakan proporsi penggunaan properti tari secara mendasar menentukan penguasaanketerampilan penari secara pokok.Kualitas penguasaan penari atas properti tari yang digunakan, menjadi salah satu teknik tari yang dibutuhkan dalam format garapan tari yang berkuaiitas. Properti tari banyak ragam, bentuk, dan jenisnya.Properti yang sering digunakan antara lain meliputi selendang (sampur), kipas, rebana, payung, tongkat,keris, cundrik, pedang, mandau, tombak, gendang, piring, panah, dan Iain-Iain.
3. Iringan
Iringan dalam tari adalah pasangan yang serasi dalam membentuk kesansebuah tarian. Keduanya seiring dan sejalan sehingga hubungannya sangat erat dan dapat membantu gerak lebih teratur dan ritmis.Musik yang dinamis dapat menggugah suasana sehingga mampu membuat penonton memperoleh sentuhan rasa atau pesan tari. Oleh karenanya tari tersebut komunikatif.
4 Tata Busana/Kostum
Keberadaan kostum dalam sebuah pertunjukan bersifat mutlak, karena pada dasarnya suatu tarian dapat terungkap dengan sempurna, jikaseluruh unsur pendukung hadir didalamnya. Salah satu unsur pendukung yang penting dalam suatu tarian adalah tata busana/kostum.Busana tari berfungsi untuk mendukung tema atau isi tari dan untuk memperjelas peranan-peranandalam suatu sajian tari. Busana tari secara umum terdiri atas baju, celana, kain, selendang, ikat kepala, mahkota, dan Iain-Iain.Tata busana untuk keperluan pementasan tafi biasanya dirancang khusus sesuai dengan tema tarinya. Alternatif bahan untuk pembuat busana tari bermacam-macam, dapat terbuat dari kain, kertas, plastik, daun atau apa saja yang ada di sekitar kita, yang dapat dimanfaatkan untuk bahan busana tari. Dalam tari tradisional, pada umumnya desain busana taritidakjauh berbeda dengan busana adat setempat.
5 Tata Pentas/Panggung
Tata pentas adalah penataan pentas untuk mendukung pergeiaran tari. Tata pentas bukap hanya untuk kepentingan pencapaian efek artistik,namun juga berfungsi untuk membantu penciptaan suasana yangterkait dengan konsep tari. Di atas pentas biasanya dilengkapi dengan seperangkat benda-benda dan alat yang berhubungan dengan tari, yang disebut dengan setting.Pentas yang dipahami dalam pengertian tempat menari dikenal dengan istilah panggung yang memiliki dua jenis, yaitu jenis panggung tertutup dan terbuka.
Jenis panggung tertutup disebut dengan prosenium. Cirinya para penari atau pemain hanya dapat dilihat dari satu arah pandang. Panggung tertutup berada dalam suatu ruangan yang disebut dengan auditorium.
Panggung terbuka adalah panggung yang berada di tempat terbuka dan tidak beratap. Bentuknya bermacam-macam, yaitu berbentuk arena, pendopo, di halaman pura, di halaman rumah atau di lapangan.
Ciri panggung terbuka adalah pemain atau penari dapat dilihat dari berbagai arah pandan
E. Prinsip Tari
Terdapat beberapa prinsip dasar dari sebuah tarian yang penting untuk diketahui, yaitu:
1. Harmoni
Harmoni atau keselarasan, keselarasan antara gerak, lagu, dan gerak tarian antara penari yang satu dengan penari yang lain harus disusun menjadi sebuah rangkaian yang berkaitan, berkesinambungan dalam sebuah harmoni yang baik sehingga dapat menyampaikan pesan yang dimaksud.Harmoni juga merupakan paduan penggunaan warna busana tari yang dapat memberi kesan sebuah karakter dengan warna yang ada. Contohnya kuning dengan hijau, merah dengan biru atau kuning. Namun misalnya untuk karakter lincah misalnya, tidak memadukan hitam dengan ungu tua.
2. Keutuhan
Kesatuan dalam karya seni tari adalah membuat satu bentuk yang memiliki keterkaitan unsur satu dengan yang lain berdasarkan sumber yang sama. Tari adalah pertunjukan yang bermaksud menyampaikan suatu pesan tanpa kata, hanya melalui mimik,gerak, lagu, dan tata busana. Oleh karenanya semua faktor yang harus ada didalam sebuah tarian harus terangkai dengan lengkap dan utuh.Jika kita ambil unsur terpenting yang menjadi titik pertemuan yang mengaitkan satu unsur dengan usur lainnya sehingga berakhir pada sebuah tujuan yang sama, kesatuan dan keutuhan sebuah karya seni tari adalah:
– Ide atau gagasan
– Tema
– Desain/motif gerak
– Dinamika iringan tari
– Dinamika rangkaian motif gerak
– Desain rias
– Desain busana
*.Ide/Gagasan dalam mengawali sebuah kreativitas harus jelas akar sumbernya sehingga ketika tema ditentukan akan dengan mudah ke arah mana desain gerak/motif gerak hingga menjadi pola yang disusun menjadi sebuah bentuk yang memiliki keterkaitan dengan tema tadi.
*.Gerak tari harus menimbulkan kesan karakter tertentu agar kreativitas pemilihan iringan tari jelas menyusun dinamika dan suasana yang diinginkan karakternya.
*.Respons iringan tari akan menegaskan suasana yang diinginkan dalam setiap bagian pola gerak. Keterbacaan suasana ini bergantung kepada penyusunan dinamika rangkaian motif gerak.
*.Keseluruhan unsur tadi harus didukung penegasan wujud visual dengan desain rias dan busana sebuah tari.
3. Keseimbangan
Harus ada kesimbangan antara peran dan pemain, lagu dan gerak, waktu dan lama pertunjukan. Sehingga pesan dari tarian dapat tersampaikan dengan baik. Keseimbangan yang dimaksud adalah proporsional dalam mengolah dimensi ruang, waktu, tenaga yang ditentukan dengan jumlah dan ukuran. Proporsional dengan pemahaman bahwa bukan jumlah penari yang harus sama, tetapi kedudukannya seimbang dengan besarnya ruang atau arena pentas. Begitu pula dengan desain pola lantai kedudukan penari, durasi waktu penyajian seimbang dengan tema tarian, tidak bertele-tele seperti mengungkapkan sesuatu yang terlalu berbelit-belit. Harus proporsional menggunakan tenaga karena jika semua gerakan menggunakan tenaga yang kuat, akan menguras keringat penari dan melelahkan penonton.
pengertian tari tradisional adalah suatu tarian yang
tumbuh dan berkembang di suatu daerah tertentu yang dianut secara turun temurun
oleh masyaraktnya. Tari tradisional umumnya memiliki nilai historis yang
tinggi, pedoman yang luas, dan berpijak pada adaptasi adat istiadat lingkungan
sekitar tempat tumbuhnya.
Berdasarkan koreografinya, tari tradisional dapat
dibagi menjadi 3 jenis yaitu tari rakyat, tari klasik, dan tari kreasi baru.
1. Pengertian Tari Rakyat (Tari Folklasik) Tari rakyat
adalah jenis tari tradisional yang lahir dari kebudayaan masyarakat lokal,
hidup dan berkembang sejak zaman primitif, dan diturunkan secara turun temurun
sampai sekarang. Tari rakyat atau juga dikenal dengan sebutan tari folklasik
umumnya memiliki beberapa ciri khas antara lain kental dengan nuansa sosial,
merujuk pada adat dan kebiasaan masyarakat, serta memiliki gerak, rias, dan
kostum yang sederhana. Beberapa contoh tari tradisional yang masuk dalam
kategori tari rakyat antara lain tari Lengger, Tayub, Orek-Orek, tari Piring,
Joget, Kubrasiwa, Buncis, Ndulalak, Sintren, Angguk, dan tari Rodat. Perlu
diketahui bahwa tari rakyat umumnya juga sarat dengan nilai magis.
2. Pengertian Tari Klasik Pengertian tari klasik
adalah tari tradisional yang lahir di lingkungan keraton, hidup dan berkembang
sejak zaman feodal, dan diturunkan secara turun temurun di kalangan bangsawan.
Tari klasik umumnya memiliki beberapa ciri khas antara lain berpedoman pada
pakem tertentu (ada standarisasi), memiliki nilai estetis yang tinggi dan makna
yang dalam, serta disajikan dalam penampilan yang serba mewah mulai dari gerak,
riasan, hingga kostum yang dikenakan. Beberapa contoh tari tradisional yang
masuk dalam kategori tari klasik antara lain tari bedaya, srimpi, lawung ageng,
lawung alit, Gathotkaca Gandrung, Bondabaya, Bandayuda, Palguna-palgunadi,
Retna Tinanding, dan tari Srikandi Bisma.
3. Pengertian Tari Kreasi Baru Pengertian tari kreasi
baru adalah tari klasik yang diaransemen dan dikembangkan sesuai perkembangan
zaman, namun tetap mempertahankan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya. Tari
kreasi baru umumnya diciptakan oleh para pakar tari. Beberapa tari kreasi dapat
kita lihat pada karya-karya Bagong Kusudiarjo dan Sauti. Contoh tari kreasi
baru misalnya Tari Kupu-Kupu, Tari Merak, Tari Roro Ngigel, Tari Ongkek Manis,
Tari Manipuri, dan Tari Roro Wilis.
Jenis,Peran
dan Perkembangan Tari Nusantara
• Secara Pasti
sulit menghitung jenis Tari Tradisional
• Suatu tari
tradisional diciptakan, hidup dan berkembang pada suatu wilaya hetnik dan budaya
tertentu.
• Jenis tari
tradisional sesuai dengan jumlah wilayah etnik dan budaya dinusantara
• Suatu tari
tradisional diciptakan, hidup dan berkembang pada suatu wilaya hetnik dan budaya
tertentu.
TARI
LENGGER
• Tari jenis
pergaulan
• Dari Banyumas
Jawa Tengah
PERAN
TARI TRADISIONAL
• Peran artinya
fungsi dan guna
• Hampir sebagian
besar tari tradisional memiliki peranan besar dalam aktivitasmasyarakat dimana
tarian tersebut tumbuh dan berkembang
• Fungsi tari
tradisional dikaitkan dengan ha-hal :
1.Perhelatan
2.Magi-Simpatetis
3.Kepentingan sosial
4.Kepentingan ritual
Perkembangan Tari Tradisional
tidak lepas dari sejarah.Karena sejarah dan budaya seiring sejalan,Artinya
bahwa sejak manusia mengenal sejarah maka bersamaan pula mengenal budaya.
• Kutai di
Kalimantan abad IV M.
• Tarumanegara di
Jabar abad V M , rajanya terkenal Purnawarman
• Kalinnga(Keling)
di Jateng abad V, rajanya Ratu Shima.
• Mataram Hindu di
Jateng abad VII, rajanya yang terkenal Syailendra dan Sanjaya.
• Sriwijaya di
Sumatra abad VII M
• Di Jatim ada
Kediri(Daha), Jenggala, Singosari, dan Majapahit abad XIII
• Setelah
Majapahit runtuh muncul Kerajaan Islam yaitu Demak, Pajang, dan Mataram
• Kasunanan
Surakarta
• Kasultanan
Yogyakarta
• Setiap kerajaan
biasanya ada upacara sakral, sebagai pelengkap tercipta berbagai tari.
• Setiap bentuk
tarian tertentu dianggap memiliki makna dan nilai filosofis tinggi
sesuai kebutuhan raja masing-masing periode.
• Karya tari
setiap periode berbeda bentuk, model, dan kualitasnya.
• Ada Tari yang
masih dikenal hingga kini, seperti
tari topeng
• Ada tari yang
mengalami perubahan seperti tari
Gambyong, Srimpi ,
dan Bedhaya
• Tari yang mandek
dan punah, seperti Tayub lesung dan ketoprak lesung.
TARI
TOPENG
Mengalami puncak kejayaan pada
jaman Majapahit Raja Hayam Wuruk tercatat sebagai penari topeng yang tampil pada
acara-acara khusus Hal ini tersurat pada Kitab Nagarakertagama ( Empu Prapanca
) bahwa pada penutupan perayaan bulan
Caitra diadakan
atraksi tarian besar-besaran dimana raja ikut bernyanyi dan menari
Warisan kerajaan Majapahit
adalah :
1.Tari Topeng Klana
2.Tari Topeng Gunungsari
• Sunan Kalijaga
pencipta wayang topeng di Demak
• Paku Bhuwono II
( 1700-1750), mengembangkan tari topeng di Keraton Mataram (Islam)
• Tahun 1918
berdiri sekolah
Tari Krida Beksa Wirama
di Yogyakarta dipelopori
oleh Pangeran Tedjo Kusumo dan Pangeran Suryadiningrat.
• Dari sekolah
tari tersebut lahir maestro tari Wisnoe Wardana dan Bagong Kussudiardjo.
• Tahun 1930 I
Ketut Mario di Bali menciptakan gaya kebyar dengan tari Kebyar Duduk dan Oleg
Tamulilingan.
• Tahun 1961
tercipta jenis tari Sendratari yang diawali dengan Sendratari Ballet Ramayana di
Prambanan
Perkembangan
Tari Masa Kini
Berdirinya perguruan tinggi seni
tari melahirkan berbagai kreasi tari serta saling mempengaruhi gaya tari antar
daerah Contoh :
• Tari Manukrawa (
Bali ) terpengaruh gaya Tari merak ( Jawa )
• Tari Kembang
Janger ( Bali) ada warna tari lengger ( jawa )
Adanya Event nasional dan daerah
melahirkan berbagai kreasi tari tradisional dan modern Contoh :
• Pesta Kesenian
Bali setiap tahun melahirkan berbagai tari kreasi daerah
• Pagelaran Swara
Mahardika yang dipelopori Guruh Sukarno Putra memadukan seni daerah dan
modern
KE UNIKAN
TARI NUSANTARA
Unik artinya KHAS atau ciri
khusus yang membedakan Tari daerah yang satu dengan Tari Daerah yang
lain.Ke unikan Tari Tunggal Nusantara
• Keunikan Gerak
• Keunikan Kostum
• Keunikan Iringan
• Dari sisi gerak
tari tunggal memiliki keunikan yang mewakili rasa, estetik dan kepentingan
masyarakat pemiliknya
• Dari segi
ekspresi, tari tunggal memberikan kebebasan lebih dan ekspresi total kepada
penari
• Sedangkan tari
berpasangan, penari terikat pada aturan bersama pasangan atau kelompoknya.
• Kostum Tari masing-masing daerah sesuai dengan
budaya pakaian daerah setempat.
•Kostum Tari biasanya dibuat untuk mendukung sesuatu yang
digambarkan dalam tari tersebut
Keunikan kostum masing-masing
daerah dalam bentuk :
• Bahan yang
digunakan
• Desain/motif
• Cara Penggunaan
• Bagian-bagian
kostum
Keunikan Iringan Tari dapat
berupa :
• Bahan/alat Musik
iringan.
• Laras Nada
• Cara penggunaan alat
• Jumlah alat yang
digunakan
Keunikan Nada :
• Laras Slendro
• Laras nada
• Suara alam
Keunikan Cara Menggunakan :
• Dipukul pakai
alat
• Dipukul Pakai
tangan
• Digesek
• Ditiup
Ide dapat muncul dari
hasil apresiasi karya tari atas dasar pengalaman dalam kegiatan kehidupan dan
aktivitas lainnya Untuk dapat mengekspresikan ide ke dalam bentuk tari maka
terlebih dahulu harus dipahami tentang :
• Pengertian
Estetika/Keindahan
• Pengertian Seni
Tari
• Apresiasi dan
pengalaman berbagai tari tradisional dan non tradisional
Pengertian Estetika/Keindahan
Adalah emosi yang tercipta akibat terjadinya tanggapan seseorang atau
sekelompok orang terhadap sesuatu benda atau peristiwa melalui penglihatan,
pendengaran atau pun pengalaman langsung.TARI merupakan perpaduan cabang-cabang
seni yang meliputi :
• Seni Gerak (
Tari )
• Seni Musik (
Iringan )
• Seni Rupa ( Rias
dan kostum )
• Seni Teater (
teknik pentas dan tata lampu ) GERAK Inti dari tari adalah gerakan tubuh
manusia.Gerak memiliki unsur-unsur :
1.Ruang
2.Tenaga
3.Waktu
SENI
MUSIK
Sebagai iringan tari memiliki
fungsi untuk :
• Membantu gerak
agar lebih teratur dan ritmis
• Membangun
suasana agar pesan tari tersampaikan
• Pemberi
tekanan-tekanan dalam gerak
Seni
Rupa sebagai bagian Tari berbentuk tata rias dan kostum
• Peranan rias dan kostum untuk memberikan dukungan secara total atas pesan-pesan yang akan disampaikan dalam tari tersebut
• Peranan rias dan kostum untuk memberikan dukungan secara total atas pesan-pesan yang akan disampaikan dalam tari tersebut
Peranan seni teater dalam tari
adalah pada bagian penataan komposisi penari serta tata lampu
• Komposisi
memberikan keseimbangan posisi penari sehingga indah dan nyaman untuk disaksikan
• Tata lampu
memberikan penekanan suasana pesan tari.
SEJARAH TEATER
Kebanyakan dari kita mengira bahwa drama berasal dari
Yunani Kuno. Namun demikian, sebuah buku yang berjudul A History of the theatre
menunjukan pada kita bahwa pemujaan pada Dionisus, yang kelak diubah kedalam
festival drama di Yunani, berasal dari Mesir Kuno. Tek Piramid yang bertanggal
4000SM. Adalah naskah Abydos Passion Play yang terkenal. Tentu saja para pakar
masih meragukan apakah teks itu drama atau bukan sebelum Gaston Maspero
menunjukan bahwa dalam teks tersebut ada petunjuk action dan indikasi berbagai
tokohnya.
Ada tiga macam teori yang mempersoalkan asal mula drama.
Menurut Brockett, drama mungkin telah berkembang dari upacara religius primitif
yang dipentaskan untuk minta pertolongan dari Dewa. Upacara ini mengandung
banyak benih drama. Para pendeta sering memerankan mahkluk super alami atau
binatang; dan kadang – kadang meniru action berburu, misalnya. Kisah-kisah
berkembang sekitar beberapa ritus dan tetap hidup bahkan setelah upacara itu
sendiri sudah tidak diadakan lagi. Kelak mite-mite itu merupakan dasar dari
banyak drama.
Teori kedua memberi kesan bahwa himne pujian
dinyanyikan bersama didepan makam seorang pahlawan. Pembicara memisahkan diri
dari koor dan memperagakan perbuatan-perbuatan dalam kehidupan almarhum
pahlawan itu. Bagian yang diperagakan makin lama makin rumit dan koor tidak
dipakai lagi. Seorang kritisi memberi kesan bahwa sementara koor makinlama
makin kurang penting, muncul pembicara lain. Dialog mulai terjadi ketika ada
dua pembicara diatas panggung.
Teori ketiga memberi kesan bahwa drama tumbuh dari
kecintaan manusia untuk bercerita. Kisah – kisah yang diceritakan disekeliling
api perkemahan menciptakan kembali kisah – kisah perburuan atau peperangan,
atau perbuatan gagah seorang pahlawan yang telah gugur. Ketiga teaori itu
merupakan cikal-bakal drama. Meskipun tak seorang pun merasa pasti mana yang
terbaik, harus diingat bahwa ketiganya membicarakan tentang action. Konon,
action adalah intisari dari seni pertunjukan.
B. UNSUR POKOK PENDUKUNG SENI TARI DAN TEATER
UNSUR PENDUKUNG TEATER
Unsur-unsur dalam teater antara lain:
1. Naskah/Skenenario
Naskah/Skenario berisi kisah dengan nama tokoh dan diaolog yang duicapkan.
2. Skenario
Skenario merupakan nsakah drama (besar) atau film, yang isinya lengkap, seperti : keadaan, properti, nama tokoh, karakter, petunjuk akting dan sebagainya. Tujuan dari naskah/skenario untuk sutradara agar penyajiannya lebih realistis.
3. Pemain/Pemeran/Tokoh
Pemain merupakan orang yang memeragakan tokoh tertentu pada film/sinetron biasa disebut aktris/aktor.
1. Naskah/Skenenario
Naskah/Skenario berisi kisah dengan nama tokoh dan diaolog yang duicapkan.
2. Skenario
Skenario merupakan nsakah drama (besar) atau film, yang isinya lengkap, seperti : keadaan, properti, nama tokoh, karakter, petunjuk akting dan sebagainya. Tujuan dari naskah/skenario untuk sutradara agar penyajiannya lebih realistis.
3. Pemain/Pemeran/Tokoh
Pemain merupakan orang yang memeragakan tokoh tertentu pada film/sinetron biasa disebut aktris/aktor.
UNSUR PENDUKUNG SENI TARI
Dalam sebuah tarian antara tubuh, gerak komposisi tari tidak dapat dipisahkan.Dalam sebuah tarian terdapat unsur-unsur yang membangunnya yakni unsur gerak, tenaga dan waktu.
1. GERAK
Gerak didalam tarian bukanlah gerak seperti dalam kehidupan sehari-hari. Gerak tari adalah gerak yang telah mengalami perubahan atau proses stilasi dari gerak wantah (asli) ke gerak murni dan gerak maknawi. Gerak wantah yang telah mengalami stilasi itu akhirnya dapat dilihat dan dinikmati karena menjadi gerakan yang memiliki nilai estetik (gerak murni dan gerak gerak maknawi). Gerak wantah contohnya mencangkul, membatik dll.gerak wantah mudah dipahami sebalikknya gerak murni dan maknawitidak mudah dipahamikarena sudah mengalami proses stilisasi atau perubahan baik penambahan dan pengurangan. Gerak murni merupakan gerak wantah yang telah diubah menjadi gerak yang indah namun tak bermakna. Gerak maknawi adalah gerak wantah merupakan gerak yang telah diubah menjadi gerak indah yang bermakna
2. UNSUR TENAGA
Penggunakaan tenaga dalam gerak tari meliputi :
a. intensitas berkaitan dengan kuantitas tenaga dalam tarian yang menghasilkan tingkat ketegangan gerak
b. Aksen/tekanan muncul ketika gerakan dilakukan secara tiba-tiba dan kontras
c. Kualitas berkaitan dengan cara penggunakaan atau penyaluran tenaga.
3.UNSUR RUANG
Unsur ruang yang dimaksudkan sebagai unsur tari terbagi dua yakni ruang yang diciptakan oleh penari dan ruang pentas atau ruang tempat penari melakukan gerak.
Ruang yang diciptakan penari adalah ruang yang dibatasi oleh imajinasi penari berupa jarak yang terjauh yang dapat dijangkau oleh tangan dan kakinya dalam posisi tidak pindah tempat.
Ruang pentas adalah arena yang digunakan oleh penari yang biasa disebut dengan panggung, lapangan atau halaman terbuka.
4. UNSUR WAKTU
Dalam unsur waktu juga menentukan dalam membangun gerak tari. Dalam unsur waktu ada 2 faktor yang sangat penting yaitu ritme dan tempo. Ritme dalam gerak tari menunjukkan ukuran waktu dari setiap perubahan detail gerak, ritme lebih mengarah pada ukuran cepat atau lambat setiap gerakan yang dapat dicapai .
Dalam sebuah tarian antara tubuh, gerak komposisi tari tidak dapat dipisahkan.Dalam sebuah tarian terdapat unsur-unsur yang membangunnya yakni unsur gerak, tenaga dan waktu.
1. GERAK
Gerak didalam tarian bukanlah gerak seperti dalam kehidupan sehari-hari. Gerak tari adalah gerak yang telah mengalami perubahan atau proses stilasi dari gerak wantah (asli) ke gerak murni dan gerak maknawi. Gerak wantah yang telah mengalami stilasi itu akhirnya dapat dilihat dan dinikmati karena menjadi gerakan yang memiliki nilai estetik (gerak murni dan gerak gerak maknawi). Gerak wantah contohnya mencangkul, membatik dll.gerak wantah mudah dipahami sebalikknya gerak murni dan maknawitidak mudah dipahamikarena sudah mengalami proses stilisasi atau perubahan baik penambahan dan pengurangan. Gerak murni merupakan gerak wantah yang telah diubah menjadi gerak yang indah namun tak bermakna. Gerak maknawi adalah gerak wantah merupakan gerak yang telah diubah menjadi gerak indah yang bermakna
2. UNSUR TENAGA
Penggunakaan tenaga dalam gerak tari meliputi :
a. intensitas berkaitan dengan kuantitas tenaga dalam tarian yang menghasilkan tingkat ketegangan gerak
b. Aksen/tekanan muncul ketika gerakan dilakukan secara tiba-tiba dan kontras
c. Kualitas berkaitan dengan cara penggunakaan atau penyaluran tenaga.
3.UNSUR RUANG
Unsur ruang yang dimaksudkan sebagai unsur tari terbagi dua yakni ruang yang diciptakan oleh penari dan ruang pentas atau ruang tempat penari melakukan gerak.
Ruang yang diciptakan penari adalah ruang yang dibatasi oleh imajinasi penari berupa jarak yang terjauh yang dapat dijangkau oleh tangan dan kakinya dalam posisi tidak pindah tempat.
Ruang pentas adalah arena yang digunakan oleh penari yang biasa disebut dengan panggung, lapangan atau halaman terbuka.
4. UNSUR WAKTU
Dalam unsur waktu juga menentukan dalam membangun gerak tari. Dalam unsur waktu ada 2 faktor yang sangat penting yaitu ritme dan tempo. Ritme dalam gerak tari menunjukkan ukuran waktu dari setiap perubahan detail gerak, ritme lebih mengarah pada ukuran cepat atau lambat setiap gerakan yang dapat dicapai .
C. TUJUAN SENI TARI DAN TEATER
ü Menyalurkan hobi
ü
Berkelompok (Bersosialisasi)
ü
Pembentukan Postur Tubuh
ü
Apresiasi dramatik.
ü
Pengembangan ujar
ü
Mempertajam kepekaan emosi
ü
Meningkatkan pemahaman
1. Makna
teater
Awalnya
teater adalah wadah/sanggar kesenian tempat mempersiapkan seni pertunjukkan.
Istilah tersebu kemudian berkembang menjadi:
- Gedung pertunjukan drama atau film.
- Sanggar dan organisasi sekelompok manusia yang beraktivitas di bidang seni pertunjukan drama.
- Drama bukan dari segi karakter cerita, tapi dari teknik latihan dan kreativiasnya.
2. Peranan
Teater
Dalam
perkembangannya, seni teater seperti bentuk seni yang lain memiliki beberapa
peranan sebagai berikut.
- Media Ekspresi: Salah satu kebutuhan manusia adalah menyalurkan naluri untuk berekspresi melalu gerak dan ucapan bermakna. Dalam kehidupan manusia selalu ada hal-hal yang mengakibatkan gejolak psikologis. Salah satu cara mengatasi gejolah tersebut adalah dengan berekspresi melalui peniruan/ manipulasi bentuk-bentuk kehidupan dan permasalahan manusia itu sendiri. Maka, lahirlah seni teater.
- Media Komunikasi: Seringkali, ide dan pesan sulit disampaikan dengan bahasa langsung. Ketidaksiapan intelektual, emosional, dan spiritual saat menerima informasi membuat tidak semua manusia mau mengerti atau menerima pesan, terutama yang bertentangan dengan kepentingannya. Teater dapat mengungkap dan memanipulasi realitas cerita secara jujur, adil/tidak memihak, menyeluruh.lengkap sehingga dapat menyentuh nurani dan akal sehat manusia. Dengan pertunjukan yang menyentuh nilai-nilai manusiawi, kita berharap masih ada sisi baik dari manusia yang bisa menerima himbauan/ide untuk kebaikan bersama. Bentuk media komunkasi teatrikal ini sering lebi efektif daripada komunikasi langsung yang informasinya kurang kompleks/menyeluruh. Dengan mempertimbangkan segala aspek dari persiapan yang mapan, teater dapat bertindak sebagai media komunikasi yang baik.
- Media Pengembangan Potensi dan Kreativitas: Potensi yang dimiliki manusia tidak sama, dengan demikian maka manusia hidup saling melengkapi. Demikian pula dalam bidang seni. Orang yang berpotensi besar melakukan sesuatu untuk orang berpotensi kecil yang kurang bisa memenuhi kebutuhannya. Seni teater sebagai media ekspresi dan komunikasi, membutuhkan manusia-manusia berbakat agar penyajiannya berkesan dan membawa dampak positif yang bermanfaat. Seiring perubahan zaman, insane teater selalu di tuntut untuk berpikir kreatif dalam mengembangkan bidangnya. Dengan demikian akan dihasilkan karya-karya yang makin baik dan menyenangkan sebagai hiburan yang mendidik.
Mengidentifikasi
Makna dan Peranan Teater Tradisional Mancanegara
Sebagaimana
telah kita ketahui sebelumnya seni teater di Indonesia terdiri atas dua jenis,
yaitu seni teater tradisional dan teater nontradisional (modern). Nah apakah
anda tahu letak perbedaannya?
Seni teater Tradisional masih terikat pada aturan tradisi daerah masing-masing, misalnya kostum, panggung, jalinan lakon, dan jumlah pemainnya. Sementara itu, seni teater nontradisional (modern) sudah melepaskan diri dari ikatan tersebut.
Selain itu, yang menjadi perbedaan di antara keduanya adalah penggunaan naskah drama. Jika seni teater tradisional belum menggunakan naskah drama (cerita disampaikan langsung oleh sutradara), seni teater modern disampaikan langsung oleh sutradara, seni teater modern menggunakan naskah drama. Naskah drama yang digunakannya bervariasi, ada yang merupakan hasil kreativitas tulisan sendiri ataupun berupa naskah terjemahan.
Seiring dengan perkembangannya, seni teater di mancanegara juga mengalami berbagai perubahan. Seni teater yang bermula dari tradisional, kini mulai bergeser ke modern. Perubahan itu diperlihatkan di berbagai negara di Asia, seperti Cina, Jepang, Thailand, dan India. Berikut ini adalah contoh seni teater tradisional mancanegara (Asia).
Seni teater Tradisional masih terikat pada aturan tradisi daerah masing-masing, misalnya kostum, panggung, jalinan lakon, dan jumlah pemainnya. Sementara itu, seni teater nontradisional (modern) sudah melepaskan diri dari ikatan tersebut.
Selain itu, yang menjadi perbedaan di antara keduanya adalah penggunaan naskah drama. Jika seni teater tradisional belum menggunakan naskah drama (cerita disampaikan langsung oleh sutradara), seni teater modern disampaikan langsung oleh sutradara, seni teater modern menggunakan naskah drama. Naskah drama yang digunakannya bervariasi, ada yang merupakan hasil kreativitas tulisan sendiri ataupun berupa naskah terjemahan.
Seiring dengan perkembangannya, seni teater di mancanegara juga mengalami berbagai perubahan. Seni teater yang bermula dari tradisional, kini mulai bergeser ke modern. Perubahan itu diperlihatkan di berbagai negara di Asia, seperti Cina, Jepang, Thailand, dan India. Berikut ini adalah contoh seni teater tradisional mancanegara (Asia).
1.
Cina
Sama
halnya dengan di Indonesia, seni teater tradisional tumbuh subur di Cina. Hal
ini dapat dilihat dari berbagai teater tradisional yang muncul di daerah
Tiongkok seperti Opera Huang Mei, Opera Kunjun, Opera Yu Ju, dan Opera Peking.
Berikut ini uraian mengenai opera-opera tersebut.
a.
Opera Huang Mei
Opera
Huang Mei yang bernama asli "Melodi Huang Mei" atau "Opera Cai
Cha" merupakan sejenis opera kecil di kalangan rakyat yang terbentuk di
daerah perbatasan provinsi-provinsi Anhui, Hubei dan Jiangxi. Salah satu
alirannya kemudian menyebar luas ke daerah An Qing dengan Kabupaten Huai Ning.
Dalam perkembangannya, Opera Huang Mei berpadu dengan seni kalangan rakyat
setempat, seperti menyanyi dan bercerita dengan bahasa setempat. Akhirnya,
terbentuklah ciri khas pribadi.
Inilah
asal mula Opera Huang Mei. Pertunjukan Opera Huang Mei pada masa awal
mengutamakan ciri khas menyanyi sambil menari, Pemainnya kebanyakan adalah kaum
tani dan pekerja kerajinan tangan.
Opera
Huang Mei terutama menceritakan kehidupan sehari-hari dengan gaya lagu kalangan
rakyat.
b.
Opera Kun Ju
Dalam
proses perubahan sejarah, Opera Kun Ju pernah diberi berbagai nama seperti
"Nada Kun Shan", "Irama Kun Diao", "Melodi kun
Qu" dan "Melodi Selatan". Yang dimaksud Opera Kun Ju adalah
sejenis opera yang mengutamakan seni penampilan. Masa kemakmuran Opera Kun Ju
berlangsung selama 230 tahun.
Perkembangan
Opera Kun Ju mencerminkan pertumbuhan opera di Tiongkok dan mempunyai pengaruh
langsung terhadap pembentukan dan perkembangan opera-opera lainnya di Tiongkok.
c.
Opera Yu Ju
Opera
Yu Ju disebut juga sebagai "HenanBangzi". Sebutan Opera Yu Ju mulai
dipakai sejak berdirinya Republik Rakyat Tiongkok. Opera Yu Ju yang merupakan
salah satu opera yang paling berpengaruh sangat popular di provinsi dan daerah
seperti Henan, Hebei, Shandong, Shanix, Hubei, Ningxia, Qinghai dan Xinjiang.
Opera
Yu Ju timbul pada akhir masa Dinasti Ming (1368-1644) dan masa awal Dinasti
Qing (1616-1811). Pada awalnya Opera Yu Ju mengutamakan nyanyian tanpa di
iringi pemain instrumen musik. Perkembangannya cepat karena digemari umum.
Opera
Yu atau Opera Henan terutama di iringi oleh alat-alat musik sebagai berikut.
Erhu,
semacam rebab Tiongkok berdawai dua.
Sanxian,
Semacam alat musik berdawai tiga.
Pipa,
semacam alat musik petik tradisional Tiongkok, seruling bambu.
Sheng,
sejenis alat musik tiup yang dibuat dari pipa-pipa buluh.
Suona,
semacam terompet tradisional Tiongkok. Matranya menurut kecrek serta
berirama cepat dan riang.
d.
Opera Peking
Opera
peking ini sangat terkenal di Cina. Kepopuleran opera ini dapat dilihat dari
sejarah munculnya opera ini. Opera Peking yang disebut sebagai Opera Timur
adalah inti sari opera Tiongkok yang tulen. Dinamakan Opera Peking karena
terbentuk di kota tersebut (Beijing dulu dinamakan Peking).
Opera
Peking sudah bersejarah 200 tahun lebih. Asal usulnya dapat ditelusuri pada
beberapa opera daerah yang bersejarah lama, khususnya Huiban, opera daerah yang
populer di Tiongkok Selatan pada abad ke-18.
Pada
tahun 1790, Huiban atau rombongan opera Anhui pertama kali datang ke Beijing
untuk ambil bagian dalam pertunjukan perayaan hari ulang tahun kaisar.
Kemudian, disusul banyak Huibanyang berdatangan ke Beijing untuk mengadakan
pertunjukan.
Huiban
yang mengadakan pertunjukan keliling pandai menyerap lakon dan metode
pertunjukan jenis opera lain. Meskipun di Beijing terdapat banyak jenis opera,
Huiban mencapai kemajuan pesat di bidang kesenian.
Pada
akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20, opera Peking terbentuk melalui proses
pembauran selama puluhan tahun, dan menjadi jenis opera terbesar di Tiongkok.
Opera Peking adalah jenis opera nomor satu di Tiongkok.
2.
Jepang
Pertunjukan
dramatira yang terkenal di Jepang adalah Kabuki yang dikenal sejak tahun 1603.
Pertama kali Kabuki diperankan oleh seorang wanita bernama Okuni di Kuil Kitano
Temmangu, Kyoto.
Kemungkinan
besar Okuni adalah seorang miko asal Kuli Izumo Taisha, tapi mungkin juga
seorang kawaramono (sebutan menghina buat orang kasta rendah yang tinggal di
tepi sungai).
Identitas
Okuni yang sebenarnya tidak dapat diketahui secara pasti. Tari yang dibawakan
Okuni diiringi dengan lagu yang sedang populer. Okuni juga berpakaian mencolok
seperti laki-laki dan bertingkah laku tidak wajar seperti orang aneh
("kabukimono") sehingga lahir suatu bentuk kesenian garda depan (avan
garde).
Panggung
yang dipakai waktu itu adalah panggung Noh. Hanamichi (honhamichi yang ada di
sisi kiri penonton dan karihanamichi yang ada di sisi kanan penonton) di gedung
teater Kabuki-za kemungkinan merupakan perkembangan dari hashigakari (jalan
keluar masuk aktor Noh yang ada di panggung sisi kiri penonton).
Dalam
perkembangannya, Kabuki digolongkan menjadi Kabuki-odori (kabuki tarian) dan
Kabuki-geki (kabuki sandiwara).
a.
Kabuki-Ordori
Kebuki-ordori
dipertunjukkan dari masa Kabuki dari masa Kabuki masih dibawakan Okuni hingga
dimasa kepopuleran Wakashu-kabuki. Remaja laki-laki menari diiringi lagu yang
sedang populer dan konon ada yang disertai dengan akrobat.
Selain
itu, Kabuki-odori juga bisa berarti pertunjukan yang lebih banyak tarian dan
lagu dibandingkan dengan porsi drama yang ditampilkan.
a.
Kabuki-Geki
Kabuki-geki
merupakan pertunjukan sandiwara yang ditunjukkan kepada penduduk di zaman Edo
dan berintikan sandiwara dan tari. Peraturan yang dikeluarkan Keshogunan Edo
yang mewajibkan kelompok Kabuki untuk "habis-habisan meniru kyogen"
merupakan salah satu sebab Kabuki berubah menjadi pertunjukan sandiwara.
Alasannya,
Kabuki yang menampilkan tari sebagai atraksi utama dianggap tidak sesuai dengan
norma masyarakat, sehingga pemerintah harus menjaga moral rakyat. Tema
pertunjukan Kabuki-geki bisa berupa tokoh sejarah, cerita kehidupan sehari-hari
atau kisah peristiwa kejahatan. Oleh karena itu, Kabuki jenis ini juga dikenal
sebagai Kabuki kyogen.
3.
Thailand
Sendratari
yang berkembang dan sangat populer di Thailand adalah Khon. Khon ini merupakan
sendratari yang sangat unik. Jika dilihat dari sejarah munculnya, Khon berasal
dari sebuah kelompok kerajaan. Sekelompok penghibur kerajaan ini tampil untuk
menghibur raja, anggota kerajaan, dan bangsawan di Kerajaan Thailand. Biasanya,
cerita yang dipentaskan adalah cerita Ramakian (dalam bahasa Indonesia dikenal
dengan Ramayana).
Pada
awalnya, Khon dimainkan dengan menggunakan topeng. Topeng ini berhungungan
dengan karakter yang diperankannya. Karakter yang terdapat dalam topeng
tersebut misalnya taring tumpul melengkung pada wajah (melambangkan usia tua),
taring runcing melengkung (melambangkan orang separuh baya), dan taring runcing
lurus (melambangkan orang muda).
Dalam
perkembangannya, Khon ada yang menggunakan topeng ada juga yang tidak
menggunakan topeng. Topeng yang digunakan tersebut diganti dengan mahkota
(chada). Mahkota dalam Khon sangat beragam karena berhubungan dengan karakter
yang dibawakan. Misalnya, karakter Rahwana yang menggunakan mahkota yang
bertingkat tiga.
4.
India
Seperti
halnya di Indonesia atau di negara lainnya di Asia, perkembangan teater di
India pun sangat pesat. Animo masyarakat dalam mengapresiasi seni, khususnya
seni teater sangatlah bagus. Hal ini dapat dilihat dari menjamurnya berbagai
jenis teater rakyat di India. Misalnya Nautanki, Khayal, Manch, dan Bhagat.
Karena
semakin banyak jenis teater di India, jenis teater di India dapat
diklasifikasikan menjadi dua jenis.
Pertama, drama atau teater Sanskerta yang
merupakan jenis teater yang berkembang dilingkungan bangsawan.
Kedua, seni teater yang tumbuh dan
berkembang pesat dikalangan rakyat yang dapat disaksikan dengan biaya yang
murah.
Dalam
perkembangannya, seni teater di India tumbuh subur. Di sana timbul berbagai
variasi. Misalnya Nautanki, Khayal, Manch, dan Bhagat muncul sebagai bentuk
variasi lain dari Svang. Se;ain svang, terdapat juga jenis teater yang lainnya,
yaitu Jatra dan Bhavia.
Sementara
itu, jenis teater rakyat yang terkenal di India adalah Burrakhata, Cavitu
Natakam, dan Veethi Nataka. Variasi yang berkembang ini merupakan sebuah
metamorfosis atau perkembangan seni teater tradisional menjadi modern.
A. Perkembangan Teater
Nontradisional Daerah
Teater modern sebagai budaya serapan dari Barat masuk
ke Nusantara melalui bangsa Eropa, khususnya Belanda, yang pada saat itu
menguasai berbagai sektor kebudayaan masyarakat. Munculnya teater modern ke
dalam wilayah budaya Nusantara tidak sekaligus, tetapi secara bertahap melalui
bentuk-bentuk pertunjukan kelompok teater profesional.
Menurut catatan sejarah, bentuk teater Eropa yang
pertama kali ditampilkan terjadi pada saat bangsa Indonesia dikuasai oleh
Inggris pada tahun 1812. Tahun 1814 baru terdapat bentuk kegiatan teater Barat
yang pertama di Batavia ketika tentara Inggris membangun gedung teater yang
terbuat dari bambu. Lakon pertama yang dipentaskan pada tahun itu adalah ”The
Hair at Law”. Setelah itu, berturut-turut dipentaskan lakon-lakon besar
karya William Shakespeare seperti “Hamlet, Prince of Denmark”.
Masyarakat sekitar gedung tersebut menyebut tempat itu sebagai Gedung Teater
Militer Inggris.
Ketika Inggris kalah dari Belanda, gedung teater
tersebut kemudian diambil alih oleh bangsa Belanda dan direnovasi dan menjadi
cikal bakal perkembangan teater di Hindia Belanda. Perkumpulan teater pertama
yang dibentuk tahun 1817 dinamakan sebagai Ut Desint. Kelompok
ini menjadi kelompok profesional dan menjadi inspirasi bagi terbentuknya
kelompok-kelompok teater profesional lainnya di Jawa. Gedung teater peninggalan
Inggris pun telah diubah pula menjadi gedung teater permanen yang diberi nama Schouwburg
atau Comediegebouw, yang dalam bahasa Indonesia berarti Gedung Kesenian.
Di gedung inilah kemudian digelar sejumlah pementasan teater standar dengan
gaya Eropa, serta menampilkan karya-karya besar dunia seperti Othello
dan Saudagar dari Venesia yang keduanya karya William Shakespeare.
Kelompok teater Ut Desint ini bertahan cukup lama, yakni sekitar 20
tahun. Pada tahun 1882, teater Ut Desint berakhir karena sejumlah
permasalahan politis serta pertentangan budaya di kalangan orang-orang Belanda.
Kebangkitan teater modern di Hindia Belanda mulai lagi
dengan munculnya kelompok-kelompok teater profesional. Jakob Sumardjo
mengemukakan perkembangan teater di Indonesia dalam beberapa periode sebagai
berikut.
- Masa Perintisan Teater Modern (1885 – 1925) yang terbagi atas periode:
- Teater Bangsawan (1885 – 1902)
- Teater Stamboel (1891 – 1906)
- Teater Opera (1906 – 1925)
- Masa Kebangkitan Teater Modern (1925 – 1941) yang terbagi atas periode:
- Teater Miss Riboet Orion (1925)
- Teater Opera Dardanella (1926 – 1934)
- Awal Teater Modern Indonesia (1926)
- Masa Perkembangan Teater Modern (1942 – 1970) yang terdiri atas periode:
- Teater Zaman Jepang (1942 – 1945)
- Teater Tahun 1950-an
- Teater Tahun 1960-an
- Masa Pertumbuhan Teater Mutakhir (1970 – 1980-an)
Masa perintisan teater modern yang diawali dengan
kemunculan Komidie Bangsawan memberi makna baru bagi perkembangan teater di
Indonesia. Tradisi Komidie Bangsawan ini kemudian dilanjutkan dengan berdirinya
kelompok Komidie Stamboel yang didirikan oleh August Mahieu, seorang
peranakan Indo Perancis kelahiran Surabaya (1860 – 1906). Komidie Stamboel ini
populer karena membawakan cerita-cerita dari Timur Tengah, terutama kisah-kisah
yang terdapat dalam Hikayat 1001 Malam. Ketika rombongan ini tinggal di
Batavia, mereka mulai menampilkan cerita-cerita asli karya penulis-penulis
Indo-Belanda dan orang Tionghoa, seperti Nyai Dasima, Oey Tam-bah-sia, Si
Tjonat, serta sejumlah certa lainnya. Bahkan pada perkembangan berikutnya,
kelompok ini mulai pula menggarap drama-drama besar dunia seperti Hamlet,
Romeo dan Juliet, Carmen, Saudagar dari Venesia, serta beberapa repertoar
lainnya.
Komidie Stamboel kemudian bubar pada tahun 1906
setelah August Mahieu mengundurkan diri ke Bumiayu dan meninggal dunia. Tradisi
Komidie Stamboel kemudian dilanjutkan oleh para anggotanya dengan mendirikan
kelompok-kelompok sandiwara serupa seperti Komidie Opera Stamboel, Opera
Permata Stamboel, Wilhelmina, Sinar Bintang Hindia, Indra Bangsawan, dan
Opera Bangsawan.
Kebangkitan teater modern Hindia Belanda dimulai
dengan munculnya pembaharuan-pembaharuan dalam segi pementasan dan manajemen
pementasan. Hal ini dimungkinkan karena pemilik-pemilik kelompok teater ini
yang semula dari kalangan rakyat jelata atau saudagar, kini menjadi dari kaum terpelajar.
Permasalahan yang diangkat ke dalam teater pun semakin beragam dan menarik.
Kelompok teater pertama yang membawa warna ini adalah kelompok Miss Riboet’s
Orion yang kemudian didukung oleh seorang penulis naskah hebat, yakni Nyoo
Cheong Seng.
Di tengah-tengah kejayaan Orion, muncullah kelompok
baru di Sidoarjo yang diberi nama dengan The Malay Opera Dardanella.
Kelompok ini didirikan oleh Willy Klimanoff (nama lain dari A. Piedro),
seorang peranakan Rusia Putih kelahiran Penang. Repertoar awal yang dibawakan
kelompok ini berasal dari film-film yang sedang populer seperti The Thief of
Bagdad, Mask of Zorro, Don O, The Count of Monte Cristo, The Three Musketeers,
dan sebagainya. Pemain yang terkenal pada kelompok ini adalah Tan Tjeng Bok
(yang sering digelar sebagai Douglas Fairbank form Java), Fifi Young, dan Dewi
Dja. Bahkan, Dewi Dja sempat digelari sebagai Miss Riboet II. Popularitas
Dardanella ternyata kemudian mengalahkan Orion sehingga pada tahun 1934
kelompok Orion ini bubar. Bahkan, sejumlah aktor dan aktris dan penulis Orion
kemudian bergabung dengan Darnadella. Repertoar yang dibawakan oleh Dardanella
pun semakin banyak dan kaya. Bahkan kelompok ini telah mulai menyuguhkan
permasalahan-permasalahan yang berat dan memiliki publik penonton dari kalangan
terpelajar. Drama-drama yang sering dipentaskan antara lain Dr. Samsi,
Ex-Sawah Loento (karya Andjar Asmara), Biroe Moeda, Mantoe Prijaji,
Perantean 99 (karya A. Piedro), R.A. Soemantrie (karya T.D.Tio),
serta sejumlah repertoar lainnya.
Pada tahun 1935, kelompok Dardanella mengadakan
perjalanan keliling Asia (Tour d’Orient) ke sejumlah negara di Asia. Perjalanan
ini kemudian berlanjut ke Eropa. Nasib kelompok Dardanella ini kemudian tidak
berlanjut. Willy Klimanoff bersama Dewi Dja kemudian melanjutkan perjalanan ke
Amerika Serikat dan menjadi warga negara di sana, sedangkan rombongan lainnya
kembali ke Indonesia persis sebelum meletusnya perang dunia kedua.
Perkembangan teater Dardanella ini kemudian merangsang
tumbuhnya teater-teater kecil di sejumlah kota di Indonesia. Teater-teater
kecil ini merupakan teater amatir yang dikelola dan dimainkan oleh orang-orang
yang hanya sekedar menyukai teater. Keadaan ini kemudian berkembang terus,
bahkan sampai jauh setelah Indonesia merdeka.
Pertumbuhan teater modern Indonesia ini sesungguhnya
makin diperkokoh pada masa pendudukan Jepang. Pada masa ini para intelektual
Indonesia tergabung dalam kelompok Sandiwara Penggemar Maya yang
didirikan pada tahun 1944 oleh Usmar Ismail, D. Djajakusuma, Rosihan Anwar, dan
Dr. Abu Hanifah. Berdirinya kelompok sandiwara ini menandai bergesernya
kelompok teater profesional ke teater amatir yang kemudian banyak berkembang di
Indonesia.
Warna dan gaya pementasan teater-teater profesional
yang sekian lama berkembang di Indonesia, secara tidak sadar telah mempengaruhi
pula bentuk-bentuk pementasan teater tradisional yang tumbuh dan berkembang
pada masyarakat. Dari hasil pengaruh pementasan teater tradisi dan teater
modern ini pula kemudian terlahir bentuk-bentuk baru teater modern yang berakar
pada budaya daerah setempat. Kelompok-kelompok sandiwara modern berbahasa
daerah dengan pengelolaan konvensional banyak bermunculan di berbagai daerah.
Kelompok sandiwara Miss Tjitjih yang sering mengadakan pertunjukan keliling di
Jawa Barat dan Jakarta merupakan salah satu contoh bentuk teater modern dengan
warna kedaerahan.
B. Unsur Estetis
Pertunjukan Teater Nontradisional
Karaktristik utama dari pertunjukan teater nontradisi
adalah adanya pemisahan yang tegas antara penonton dan tempat pemain. Bentuk
pementasan serupa ini merupakan pengaruh budaya teater Eropa. Pada awal
perkembangan teater modern melalui kelompok-kelompok teater Bangsawan dikenal
bentuk pentas prosenium yang memisahkan panggung dengan penonton.
Prosenium adalah bingkai pembatas yang membatasi ruang
pentas tempat bermain dengan letak penonton. Antara prosenium dan penonton ini
sesungguhnya masih terdapat ruang selasar depan layar yang dinamakan dengan apron,
serta ruang di bawah panggung tempat para pemain musik yang dinamakan pit.
Aspek kedua dari pertunjukan teater modern adalah
adanya naskah yang ditulis terlebih dahulu sebelum melakukan pementasan. Naskah
ini bukan lagi merupakan garis besar cerita, melainkan telah berbentuk naskah
lengkap yang dapat dihapal dan dipelajari oleh seluruh pemain. Adanya naskah
lengkap ini dalam pementasan membuat aspek-aspek dramaturgi menjadi lebih terjaga
serta pertunjukan lebih dapat dipertanggungjawabkan.
Hal ketiga yang ada pada pementasan teater modern
adalah hilangnya pengisian hiburan dalam bentuk nyanyian dan tarian pada jeda
pergantian babak. Perpindahan antara babak yang satu ke babak yang lain
berlangsung cepat dan tidak banyak memakan waktu sehingga pementasan hingga
menjelang pagi dapat dihindari. Di samping itu, kelompok musik yang ada pada
sebuah kelompok teater semata-mata berfungsi sebagai pemberi efek suasana dalam
pementasan teater dan bukan untuk keperluan lain.
Penataan lampu, penataan rias, penataan busana, serta
penataan pentas (setting) telah diolah sedemikian rupa sehingga tidak terlalu
besar dan berlebihan. Kesederhanaan pementasan teater amatir ini dianggap wajar
mengingat tujuan utama kelompok-kelompok teater amatir ini adalah mencapai
kepuasan batin dan bukan mencari popularitas dan komersial.
C. Pesan Moral
(Kearifan Lokal) dalam Pertunjukan Teater Nontradisional
Kearifan budaya biasanya selalu terkandung dalam
setiap karya seni daerah maupun karya seni modern. Nilai-nilai yang dibawa oleh
karya seni ini sering berupa simbol yang memerlukan penafsiran lebih lanjut.
Tidak jarang nilai-nilai kearifan budaya ini bersifat universal dan relevan
dengan berbagai situasi zaman.
Kearifan budaya dalam karya seni sering menyangkut
masalah moral dan nilai-nilai kemanusiaan. Mengapa demikian? Moralitas dan
nilai kemanusiaan selalu bersifat universal. Bahasa seni yang universal itu
sendiri sesungguhnya mengusung nilai-nilai moralitas dan kemanusiaan di atas
segala-galanya. Pertunjukan seni dengan berbagai unsur estetika yang terdapat
di dalamnya sesungguhnya hanya merupakan alat belaka untuk menyampaikan
gagasan. Esensi atau intisari sebuah karya seni adalah nilai seni itu sendiri
yang diukur dari sisi kearifan budaya.
Marilah kita lihat sebuah contoh yang universal
tentang posisi Karna dalam kisah Mahabharata. Karna adalah anak tertua Kunti
Nalibrata, sekaligus kakak tertua dari pada Pandawa. Sejak kecil, Karna telah
dibuang oleh ibunya karena malu melahirkan anak tanpa diketahui ayahnya,
meskipun sejarah mencatat Karna sebagai putra Dewa Surya. Sejak kecil Karna
dipelihara oleh keluarga istana melalui kusir Adirata. Bahkan, setelah besar
Karna diberi kedudukan sebagai Adipati oleh Kurawa yang secara teknis adalah
musuh Pandawa.
Menjelang perang Bharatayudha, Karna diberitahu
tentang keadaan dirinya yang sebenarnya. Tidak kurang dari Sri Krishna yang
titisan Wishnu membujuk Karna untuk bergabung dengan adik-adiknya, para
Pandawa. Karna menolak meskipun secara tulus ia sangat mencintai adik-adiknya
dan membenarkan tindakan mereka. Karna tetap berjuang di pihak Kurawa dan gugur
sebagai pahlawan di tangan adik kandungnya sendiri, Arjuna. Permasalahan yang
timbul, mengapa Karna tetap membela Kurawa yang ia ketahui sangatlah jahat dan
tidak berhak dibela? Mengapa pula ia harus bertempur melawan adik-adiknya
sendiri para Pandawa yang diakui sangat ia hormati dan ia cintai? Permasalahan
Karna adalah permasalahan moral. Ia diangkat dan dibesarkan derajatnya oleh
Kurawa. Ia harus membalas budi baik mereka terhadap dirinya atau dirinya akan
dihantui rasa sesal sepanjang hidupnya jika harus bergabung dengan Pandawa yang
ia yakini pasti akan menang. Permasalahan yang sama juga terjadi pada diri
Kumbakarna yang karena kecintaannya kepada tanah airnya harus berjuang melawan
Rama dan membela kakaknya, Rahwana, yang ia tahu sangat angkara murka.
Teater-teater modern membawa pesan-pesan moral yang
sangat beragam. Keberagaman ini sangat ditentukan oleh naskah yang dipilih
untuk dipentaskan, interpretasi sutradara, serta pengolahan yang dilakukan
selama berlangsungnya latihan. Naskah yang mengandung pesan moral baik sering
tidak dapat tersampaikan karena kesalahan interpretasi sutradara serta
pengolahan yang tidak maksimal. Oleh karena itu, kemampuan interpretasi
sutradara sangat menentukan keberhasilan sebuah pementasan sehingga pesan-pesan
yang terkandung dalam cerita dapat tersampaikan melalui pementasan yang baik.
Mengeksplorasi teknik olah tubuh
pikiran dan suara dalam teater
Didalam
sebuah pementasan drama atau teater, agar dapat mempunyai kualitas yang
bisa diandalkan maka seluruh pemeran yang memerankan perannya masing-masing
harus melaksanakan kegiatan guna mendapatkan pengalaman-pengalaman yang baru
didalam mengolah tubuh, mengolah pikir dan juga mengolah suara.
Mengenai
eksplorasi olah tubuh, olah pikir dan olah suara dapat diuraikan sebagai
berikut :
#1. Latihan
teknik olah tubuh
Olah tubuh
adalah suatu cara didalam menguasai bagian-bagian tubuh secara keseluruhan yang
digunakan oleh seorang pemeran untuk menunjang dirinya dalam mem-perankan
sebuah tokoh yang akan dimainkan olehnya agar terciptanya peran pemain yang
maksimal.
Guna
memperoleh pencapaian yang maksimal didalam mengolah dan mengeksplorasi tubuh
pada pementasan drama atau teater, maka dapat melakukan beberapa
latihan-latihan yang diantaranya sebagai berikut dibawah ini
→
Pernapasan.
→ Konsentrasi
dengan gerak.
→ Perasaan
dengan gerak.
→ Menggerakkan
otot.
→ Gerak
yang tidak biasa.
→ Menguasai
suatu ruang.
#2. Latihan
teknik vokal
Vokal adalah
salah satu teknik dalam eksplorasi tubuh yang berkaitan dengan pengucapan atau
suara, sehingga pada saat mengucapkan dialog didalam pentas teater atau drama
akan terdengar sangat jelas. Oleh karena itu dengan penguasaan vokal tersebut
maka pemeran dapat mampu secara maksimal dalam mengekspresikan watak yang
diperankannya dalam pentas drama atau teater.
Adapun
beberapa hal pokok yang dibutuhkan didalam mengolah vokal (pengucapan atau
suara) adalah antara lain sebagai berikut :
→ Latihan
pernapasan.
→ Irama.
→ Imajinasi
vokal.
→ Membuka
mulut.
→ Menyampaikan
ucapan.
#3. Latihan
teknik olah pikir
Dibawah ini
terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan didalam mengolah pikiran yakni
antara lain sebagai berikut :
→ Penciuman
atau merasakan suatu aroma.
→ Me-raba
atau merasakan sesuatu.
→ Mendengar
atau merasakan lewat pendengaran.
#4.
Pengguasaan perasaan dan laku
Dibawah ini
terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan didalam penguasaan perasaan yakni
antara lain sebagai berikut :
→ Pemusatan
pikiran dan memfokuskannya dengan cara konsentrasi.
→ Pengenalan
terhadap lapangan dan tempat atau observasi.
→ Daya
khayal atau imajinasi.
→ Menguasai
perasaan atau emosi dan perasaan.
→ Menguasai
daya pikir atau pikiran.
Merancang
Karya Teater Kreatif dari Teater Tradisional
Karena
teater ini dapat dikatakan sebuah kreativitas yang memadukan semua jenis
teater, yaitu teater tradisional dan teater modern, baik dari daerah setempat,
Nusantara, ataupun mancanegara.
Perpaduan hal tersebut akan memunculkan sebuah keunikan tersendiri dan akan menjadi ciri khas teater yang akan dipentaskan. Memang hal ini tidak akan terlalu mudah bagi pemain teater pemula. Akan tetapi, dengan semangat dan rasa keingintahuan serta eksplorasi setiap bakat yang ada dalam diri akan memunculkan sebuah prestasi yang maksimal.
Perpaduan hal tersebut akan memunculkan sebuah keunikan tersendiri dan akan menjadi ciri khas teater yang akan dipentaskan. Memang hal ini tidak akan terlalu mudah bagi pemain teater pemula. Akan tetapi, dengan semangat dan rasa keingintahuan serta eksplorasi setiap bakat yang ada dalam diri akan memunculkan sebuah prestasi yang maksimal.
1.
Unsur-Unsur Pertunjukan Teater
Dalam
mementaskan sebuah pertunjukan teater (drama) setidaknya terdapat beberapa
unsur yang perlu kamu pahami, yaitu naskah drama, sutradara, pemeran, panggung,
perlengkapan panggung (cahaya, rias, bunyi, pakaian), dan penonton.
a.
Naskah Drama
Naskah
drama merupakan bahan pokok pementasan. Secara garis besar naskah drama dapat
terbentuk tragedi (tentang kesedihan dan kemalangan), dan komedi (tentang
lelucon dan tingkah laku konyol). Penyajiannya secara realis (mendekati
kenyataan yang sebenarnya dalam pementasan, baik dalam bahasa, pakaian, dan
tata panggungnya, serta secara simbolik) dalam pementasannya tidak perlu mirip
apa yang sedang terjadi dalam realitas.
b.
Sutradara
Sutradara
inilah yang bertugas mengoordinasikan lalu lintas pementasan agar pementasannya
berhasil. Tugas sutradara adalah membuat atau mencari naskah drama, mencari
pemeran, kerabat kerja, penyandang dana (produsen), dan dapat menyikapi calon
penonton.
c.
Pemeran
Pemeran
inilah yang harus menafsirkan perwatakan tokoh yang diperankannya. Memang
sutradaralah yang menentukannya. Namun, tanpa kepiawaian dalam memerankan
tokoh, konsep peran yang telah digariskan sutradara berdasarkan naskah, hasilnya
akan sia-sia belaka.
d.
Panggung
Secara
garis besar, variasi panggung dapat dibedakan menjadi dua kategori. Pertama,
panggung yang dipergunakan sebagai pertunjukan sepenuhnya, sehingga semua
penonton dapat mengamati pementasan secara keseluruhan dari luar panggung.
Kedua, panggung berbentuk arena yaitu panggung yang memungkinkan pemain berada
di sekitar penonton.
e.
Perlengkapan Panggung
Perlengkapan
panggung meliputi beberapa unsur diantaranya adalah sebagai berikut:
Cahaya, Cahaya atau lighting diperlukan
untuk memperjelas penglihatan penonton terhadap mimik pemeran. Dengan demikian
penciptaan suasana sedih, murung atau gembira, dapat tercapai. Selain itu,
cahaya dapat mendukung keartistikan set yang dibangun di panggung.
Bunyi (Sound Effect), Bunyi dapat
diusahakan secara langsung (orkestra, band, gamelan, dan sebagainya), tetapi
juga dapat lewat perekaman yang jauh hari sudah disiapkan oleh awak pentas yang
bertanggungjawab mengurusnya.
Pakaian, Pakaian sering disebut kostum
(costume). Kostum adakah pakaian yang dikenakan para pemain untuk membantu
pemeran dalam menampilkan perwatakan tokoh yang diperankannya.
Rias, Semua itu diusahakan untuk membantu
para pemeran dalam membawakan perwatakan tokoh sesuai dengan yang diinginkan naskah
dan tafsiran sutradara. Inilah fungsi dari tata rias dalam pementasan teater.
f.
Penonton
Tujuan
suatu pementasan lakon adalah penonton. Respons penonton atas lakon akan
menjadi suatu respons yang melingkar antara penonton dengan pementasan.
Penonton dalam pementasan teater merupakan suatu komposisi organisme
kemanusiaan yang peka. Mereka pergi menonton karena ingin memperoleh kepuasan,
kebutuhan, atau untuk digetarkan hatinya karena terharu akibat hasrat ingin
menonton.
2.
Pertunjukan Teater
Dalam
penyelenggaraan pementasan teater terdapat tahapan utama yaitu tahap persiapan,
latihan, dan pelaksanaan.
a.
Tahap Persiapan Pertunjukan
Pada
umumnya, prinsip-prinsip sebuah pertunjukan mempunyai langkah-langkah sebagai
berikut.
Perencanaan Pertunjukan, Perencanaan
sebaiknya dilakukan secara lebih cermat dan detail. Rencana-rencana itu
sebaiknya ditulis. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam perencanaan adalah
penentuan tema, rencana kegiatan, penyusunan program kegiatan, dan penentuan
tempat pertunjukan.
Pengelolaan Kegiatan Pertunjukan,
Mengorganisasi kegiatan pertunjukan adalah melakukan kegiatan pengelolaan
sumber daya manusia berdasarkan struktur organisasi. Di dalam struktur tersebut
terdapat pembagian tugas yang jelas sesuai dengan kedudukan dan fungsinya.
Tahap Pelaksanaan, Dalam tahap ini, kedua
tim yang telah dibentuk bekerja menurut tugas dan perannya masing-masing. Tim
penyelenggara bertugas untuk melaksanakan "acara" pementasan,
sedangkan tim pementasan bertugas menyajikan karya seni (drama) untuk ditonton.
b.
Latihan Pertunjukan
Seorang
aktor tidak langsung begitu saja memainkan perannya. Kepiawaian seorang aktor
ketika bermain peran merupakan hasil maksimal dari beberapa latihan yang
dilakukannya. Ketika berlatih, seorang pemain harus selalu menjaga suasana
dengan gembira, semangat yang maksimal, kesungguhan dan kemauan untuk bekerja
sama dengan pemain atau kru lainnya.
c.
Tahap Pelaksanaan Pertunjukan Teater
Setelah
semua tahap di atas selesai, pertunjukan teater pun dapat digelar. Hal yang
harus diingat, buatlah sebuah gladi bersih terlebih dahulu. Gladi bersih
merupakan persiapan terakhir untuk menuju sebuah pementasan. Tujuan dari tahap
ini adalah sebagai simulasi pada hari-H agar seluruh panitia yang terlibat siap
untuk menghadapi kendala-kendala yang mungkin akan terjadi saat melakukan
sebuah pementasan.
Thanks for reading & sharing Kamarnya Pekick
Terimakasih, artikelnya sangat bermanfaat sekali.
ReplyDeletejangan lupa untuk mengunjungi kami di Jual Alat Marching Band Bogor